Di lingkungan kita,
banyak sekali orang yang mengatakan saya belum mendapatkan hidayah, sehingga ia
enggan untuk memeluk islam secara kaffah (menyeluruh), enggan mempelajari islam
itu secara complate (lengkap).
Saudaraqu, Sebelum kita panjang lebar memaknai arti hidayah, Saya ingin mengajak saudaraku sekalian untuk mengetahui asal kata hidayah. Dalam bahasa arab hidayah berasal dari kata hada-yahdii-hidayatan yang artinya menunjuki, hidayah sendiri artinya petunjuk.
Berikut salah satu contoh petunjuk:
Saudaraqu, Sebelum kita panjang lebar memaknai arti hidayah, Saya ingin mengajak saudaraku sekalian untuk mengetahui asal kata hidayah. Dalam bahasa arab hidayah berasal dari kata hada-yahdii-hidayatan yang artinya menunjuki, hidayah sendiri artinya petunjuk.
Berikut salah satu contoh petunjuk:
“Jika kamu ingin bertemu saya di Universitas Negeri Medan dari Flaza Medan Fair, Maka kamu terlebih dahulu jalan kaki ke depan Medan Plaza untuk
mengambil angkot, angkot yang dapat kamu naiki adalah 103, 104, 42, yang menuju
Aksara, hati-hati karena ada juga yang menuju Padang Bulan. Bilang saja pada
supirnya akan turun di Unimed. Kamu akan turun di pintu gerbang Unimed.
Silahkan bertanya pada satpan “dimana lab fisika yang baru?” satpam tersebut
akan mengarahkan dan kamu akan sampai di lab fisika yang baru. Setelah itu sms
ke nomor hp saya, saya akan datang menemuimu.”
Untuk mencapai suatu
tujuan maka dibutuhkan petunjuk.
Juga seperti hidup kita,
hidup ini punya tujuan. Mau tidak mau akhirnya kita akan mati dan hanya ada 2
tempat persinggahan yaitu surga dan neraka. JIka harus memilih keduanya tentunya
kita memilih surga. Surga adalah kepunyaan Allah, dan Allah lah yang berhak memberi
petunjuk alamatnya. Apakah Allah sudah memberikan petunjuk masuk surgaNya???
Tentu saja jawabannya sudah.
Hidayah telah turun
Al-Qur’an adalah petunjuk
(al-huda). Ketika seseorang selalu mengikuti pertunjuk-petunjuk Al-Qur’an dalam
menjalani kehidupannya, InsyaAllah ia akan menemui surgaNya,
Firman Allah Ta’ala
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl[16]: 89)
Firman Allah Ta’ala
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl[16]: 89)
Setiap muslim telah
meyakini kebenaran Al-Quran, Namun tetap saja kebanyakan yang membacanya tetap
akan merasakan petunjuk seperti ragu, bimbang, pusing dan sebagainya. Banyak
yang akhirnya terjebak menjadikan Al-Qur’an justru sebagai tujuan, bukan
sebagai petunjuk. Misal, sekelompok kaum muslim lebih mementingkan dan
mengagung-agungkan hafalan Al-qur’an dan cara membaca dengan suara yang bagus
dan berhenti sampai di situ sajja. Mereka lalai bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk, membacanya adalah sunnah, sedangkan mengamalkannya adalah
kewajiban. Maka wajar seseorang tidak mencapai tujuan hidupnya, karena petunjuk
yang diberikan Allah hanya dijadikan sebagai hafalan dan bacaan tanpa adanya
pengamalan.
Dari penjelasan di atas,
jelas bahwa “Hidayah” Allah sebenarnya telah turun ke tengah-tengah manusia,
Yaitu dalam bentuk Al-Qur’an dan As-Sunah. Sehingga tidak relevan apabila
seseorang mengatakan “saya belum mendapatkan hidayah.” Akan lebih tepat ia
mengatakan “Saya belum mau meraih hidayah”.
Referensi: Beyond the Inspiration
kata Hidayah di Dalam Al-Qur'an (Next Post)
Referensi: Beyond the Inspiration
kata Hidayah di Dalam Al-Qur'an (Next Post)