Allah SWT telah menciptakan manusia dengan 2
hal, yaitu napsu dan akal. Napsu dan akal tersebut adalah fitrah didalam diri
manusia.
Sebelum masuk kepada pembahasan peran akal
dalam diri manusia, terlebih dahulu kita akan berdiskusi tentang fitrah-fitrah
apa saja yang ada di dalam diri manusia. Dengan kata lain kita akan membahas
potensi yang ada dalam diri manusia.
Allah SWT Ta’ala berfirman:
“Dia
(Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah
tuhan yang telah memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian
memberinya petunjuk.” (QS. Taha: 50)
Maksud
ayat ini adalah memberikan akal, insting (naluri), dan kodrat alamiah untuk
kelanjutan hidupnya masing-masing.
Pada setiap diri manusia
akan terdapat tiga hal tersebut;
Keebutuhan
Jasmani
Merupakan
kebutuhan dasar yang datang dari dalam diri manusia, yang wajib dipenuhi, jika
tidak dipenuhi akan mengakibatkan kematian.
Contoh: Lapar, haus (QS. 23:33), tidur (QS. 30:23), buang hajat, dan lain-lain.
Contoh: Lapar, haus (QS. 23:33), tidur (QS. 30:23), buang hajat, dan lain-lain.
Firman
Allah SWT
“Yang menciptakan, lalu menyempurnakan
(pemciptaan-Nya). Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi pertunjuk”
(QS. Al-A’la: 2-3)
Kebutuhan
ini rangsangan nya
berasal dari dalam
tubuh, seperti halnya lapar, rasa lapar datang dari dalam diri manusia akibat
tidak memakan sesuatu makanan. Jika tidak dipenuhi akan mengakibatkan kematian.
Naluri
(Ghorizah)
Naluri
terdapat pada manusia dan hewan.
Firman
Allah SWT,
“Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah,
“Buatlah sarang digunung-gunung, dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang
dibikin manusia.” (An-Nahl: 68)
Seperti
halnya seekor burung yang mampu membuat sarangnya di atas pohon. Merangkai
menggunakan daun-daun kering untuk membuat sarang tempat bertelur. Maka semua
itu dilakukan dengan naluri yang di di ilhamkan Allah kepada diri si burung.
Ghorizah
pada manusia terbagi 3;
Ghorizah Baqo’ (mempertahankan diri)
Termasuk
didalamnya adalah rasa ingin memiliki, mempertahankan diri, berani.
Keinginan
untuk memiliki rumah, pakaian, kendaraan.
Ghorizah Nau’ (biologis)
Termasuk
di dalamnya tertarik terhadap lawan jenis, kecintaan pada keturunan,
lemah-lembut, rasa iba.
Firman
Allah SWT,
“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak
kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun telah berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak
melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan
dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba kami yang terpilih.” (QS.
Yusuf: 24)
Ghorizah Tadayyun’ (Beragama)
Adanya
keinginan untuk mensucikan sesuatu, Merasa takut akan siksaanNya.
Naluri
beragama juga terdapat pada hewan, namun penampakannya tidak bisa di indra.
Hanya keberadaannya dijelaskan oleh Firman Allah SWT,
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada
didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih
dengan memujiNya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh dia Maha
Penyantun, Maha Pengampun.” (QS. Al-isra’: 44)
Dan
Firman Allah SWT,
“Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada
Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang
mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui (cara) berdoa
dan bertasbih. Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS.
An-Nur: 41)
Pada
Ghorizah/naluri rangsangan berasal dari luar tubuh manusia, menyebabkan Kegelisahan jika tidak
dipenuhi.
Berikutnya kita akan berdiskusi tentang peran
akal,
Kita sebagai manusia hidup di dunia ini
sebenarnya hanya untuk memenuhi 2 (dua)
hal di atas. Yaitu Kebutuhan jasmani dan semua naluri yang ada.
Pemenuhan itu hendaknya dilakukan dengan
melibatkan akal yang sebenarnya sangat berperan penting agar kita berada di
jalan yang lurus. Akal terbentuk dari proses berpikir yang akan membuahkan
pemahaman. Pemahaman akan menentukan perbuatan kita. Perbuatan itu ada yang
salah dan ada yang benar. Ketika benar kita akan mendapat pahala. Ketika salah
kita akan mendapat dosa. Perbuatan harus disertai dengan Niat dan Cara yang
benar. Sehingga akan menghasilkan insanul amal (amal yang baik).
Agar memiliki Akal yang baik (Membentuk Akal)
Agar memiliki Akal yang baik (Membentuk Akal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar