Ayo berbagi agar lebih bermanfaat

Jumat, 30 Maret 2012

Tidak Ada Keraguan


Tidak ada Keraguan,
Ketika kita membaca buku-buku atau kitab-kitab karya manusia, maka secara sadar si penulis menuliskan bahwa karyanya tersebut masih jauh dari kesempurnaan, “Tak ada gading yang tak retak,” “Mohon saran yang membangun,” dan kata-kata lainnya yang menyataan bahwa karya itu butuh perbaikan untuk menyempurnakannya.
Saudaraqu,. Seorang sahabat pernah membaca sebuah kalimat di awal sebuah kitab yang menyatakan bahwa kitab ini 100% benar dan tidak ada keraguaan di dalamnya. Sahabat yang satu ini merasa heran dan penasaran sehingga beliau mempelajari isi kitab tersebut. Melakukan penelitian dengan menggunakan potensi akalnya untuk menyerap fakta-fakta melalui panca indra dan menghubungkannya dengan informasi-informasi yang ada. Alhasil beliau menemukan kebenaran dan meyakini semua informasi yang ada di dalam kitab tersebut.
Sahabat yang dimaksud adalah seorang chiness yang memeluk islam pada tahun 2002. Dan kitab yang dimaksud adalah Al-Qur’an.
Firman Allah Swt,
Kitab (Al-Quran) ini TIDAK ADA KERAGUAN padanya petunjuk bagi orang yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah[2]: 2)

Manusia, hidup di dunia ini terdiri dari 3 (tiga) karakter, yaitu: mukmin, kafir, dan munafik. Disini kita akan mendiskusikannya satu per satu.
1.  Mukmin
Golongan Mukmin atau orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang mengikuti segala perintah Allah dan meninggalkan segala laranganNya.
Amalan orang-orang yang bertakwa:
(1) Beriman kepada yang Gaib,
Yaitu seperti Hari kiamat, hari kebangkitan, akhirat, kehidupan sebelum dan sesudah di dunia, malaikat, jin.
(2) Melaksanakan solat,
Solat wajib, tahajud, duha, dan solat sunah lainnya.
(3) Menginfakkan sebagian rezeki,
Menyisihkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada anak yatim, fakir, miskin, sedekah jariah, dan lainnya.
(4) Beriman kepada kitab-kitab dan adanya akhirat.
Yaitu Al-Quran, Taurat, Zabur, dan Injil. Mereka mengamalkan seluruh isi Al-Quran, dan hanya sebatas mengimani kitab-kitab lainnya.
Firman Allah swt,
Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-Baqarah[2]: 2-5)

2. Kafir
Orang kafir ditandai dengan penolakannya akan kebenaran dan mereka tidak akan beriman. Orang kafir terbagi atas 2, di masa  kekalifahan dulu ada orang kafir yang dilindungi dan ada orang kafir yang diperangi. Kafir yang dilindungi adalah mereka yang berada dalam daerah islam serta tunduk dan patuh pada aturan islam. Sedangkan kafir yang diperangi adalah mereka yang menentang islam dan ingin menghancurkan islam.
Firman Allah swt,
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah[2]: 6-7)

3. Munafik
Golongan Munafik adalah mereka yang mengatakan bahwa mereka beriman, padahal mereka bukan orang yang beriman.
Berikut ciri-ciri orang munafik;
Mereka mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang melakukan perbaikan, padahal mereka melakukan kerusakan.
Contoh kasus, seorang calon pemimpin yang mengkampanyekan dirinya sebagai orang yang ingin melakukan perbaikan dengan menjanjikan ini dan itu atau janji palsu. Namun setelah menjadi pemimpin janji tidak tertepati malah melakukan kerusakan dengan tindak korupsi, sogok menyogok, kecurangan dalam ujian dan lainnya.
Mereka mengatakan orang beriman adalah orang yang kurang akal (bodoh), padahal merekalah orang yang kurang akal.
Contoh kasus, Orang-orang yang menyepelekan orang yang solat berjama’ah kemasjid, menyepelekan orang yang melakukan kajian-kajian islam, menyepelekan peran Allah dalam semua aktivitas dan pencapaian yang diperolehnya.
Mereka mengatakan dirinya beriman saat berjumpa dengan orang beriman, namun bermaksiat saat bersama teman-teman munafiknya.
Contoh kasus, seorang pejabat saat berkumpul dimasyarakat memperbincangkan kebaikan, namun saat kembali ke kantor atau ke pekerjaannya ia mengabaikan nilai-nilai kebaikan dengan korupsi, menerima suap dan menyuap, terikat pada aturan tempat kerja yang pada hakikatnya tidak dibenarkan dalam syariat.
Mereka membeli kesesatan dengan petunjuk (hidayah).
   Contoh kasus, Seorang yang senantiasa berbuat baik namun niatnya untuk menarik perhatian orang lain, selalu solat berjamaa’ah dg niat menarik perhatian. Misal tujuannya agar dirinya terpilih menjadi pemimpin. Solat jalan maksiat juga jalan. Misal dengan melakukan korupsi.
Allahualambissowab..
Firman Allah swt,
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah[2]: 8-16)

Tentang Saya

Foto saya
Jalan Lebe Kader, Gelengang (1001); Jalan Anugerah Lorong Sejahtera, Takengon., Aceh Tengah, Indonesia
Seorang yang ingin selalu menambah ilmu agar selamat dunia dan akhirat, Pencari Kebenaran dari sisi Pencipta swt. Berdakwah meneruskan visi misi Rasulullah saw

Ads