1.1
Kooperatif
Pada dasarnya effect pembelajaran
kooperatif sangat dibutuhkan dalam kehidupan siswa pasca sekolah. Kooperatif melatih
siswa untuk mengembangkan kemampuan bekerja sama. Dalam sebuah pribahasa “berat
sama dipikul ringan sama dijinjing” sangat cocok untuk untuk kooperatif ini. Dalam
kehidupan nyata atau kehidupan setelah pendidikan formal selesai. Ada persoalan
yang dapat diselesaikan sendiri. Banyak juga persoalan persoalan yang tidak
bisa diselesaikan sendiri. Ketika siswa sudah terbiasa bekerja sama akibat
pembelajaran kooperatif. Dalam kehidupan nyata siswa akan mampu menjalani
kehidupan dengan lebih bijak. Kooperatif mengajarkan siswa untuk mampu
berinteraksi sosial dengan baik. Saat berdiskusi dalam pembelajaran kooperatif setiap
anggota kelompok saling memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide.
Saling membimbing dan dibimbing. Pembelajran kooperatif memungkinkan siswa
berinteraksi aktif dalam belajar dan mengambil kesimpulan secara bersama-sama.
Dalam pembelajaran fisika
kooperatif perlu digunakan. Misal pada suatu percobaan fisika yang menunjukkan
fenomena fisika. Siswa bekerja sama dalam menelaah fenomena tertentu dengan
saling memberikan pendapat. Interaksi sosial terbentuk saat memiliki satu
tujuan yang sama yaitu mendapatkan jawaban atau solusi dari Lembar Kerja Siswa
yang disiapkan oleh guru. Dengan begini kesimpulan yang paling mendekati konsep
yang diharapkan akan tercapai. Guru akan
meluruskan konsep jika ada kesimpulan siswa yang keliru. Dengan begitu akan terjadi
sebuah proses pencapaian akademik yang baik. Diikuti keterampilan sosial dan pencapaian
pengetahuan akademik yang akan membuat siswa menjadi melek sain.
1.2
PBL
Seperti halnya kooperatif, PBL
juga merupakan keterampilan yang sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan di
dunia ini. Pembelajaran berbasis masalah mampu melatih siswa untuk memiliki
keterampilan penyelidikan mengatasi masalah dan keterampilan berfikir tingkat
tinggi. Dalam menjalani kehidupan ini, setiap hari manusia tidak terlepas dari
yang namanya masalah. Sebagian orang tidak masalah dengan masalah. Sebagian
lagi merasa masalah adalah mala petaka.Tergantung pada bagaimana seseorang
menyikapi masalah tersebut. Kemampuan menyelasaikan masalah harus dilatih sejak
dini. Inilah alasan perlunya menggunakan pembelajaran berbasis masalah
disekolah. Jika setiap belajar siswa dibiasakan menghadapi masalah, walhasil
keterbiasaan dalam menyelesaikan masalah akan menjadi keahliannya.
Dalam pembelajaran fisika setiap materi dapat
dijadikan solusi terhadap suatu permasalahan tertentu. Banyak ilmu fisika yang
menjadi teman dalam kehidupan kita. Misal masalah listrik. Siswa diminta untuk
menerangi sebuah desa yang belum ada listriknya. Dengan demikian siswa harus
mencari sendiri konsep tentang listrik agar permasalahan di desa tadi ditemukan
solusinya. Siswa diminta memecahkan masalah ini. Mereka saling berdiskusi satu
sama lain sehingga tanpa mereka sadari konsep atau kompetensi dasar yang
diinginkan terbentuk secara alami dengan proses baik. Selain pengetahuan fisika
terbentuk, siswa juga melatih kemampuan berfikir tingkat tinggi yang akan
berguna dalam pemecahan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar