Saudaraku, Semua hal yang kita
lakukan sesungguhnya semua ada resikonya. Misal berkendara, ada resiko
kecelakaan dengan berbagai macam sebabnya.
Dalam memulai suatu usaha
biasanya para pengusaha memperhitungkan resiko usaha yang akan ia jalankan. Ada
yang memperhitungkan resiko tersebut dari A sampai Z (Versi Universitas
Ciputra). Dan ada juga yang tidak terlalu perduli resikonya, lakukan saja
seperti mau mandi, langsung terjun ke dalam bisnis (Versi Cara gila jadi
pengusaha)
Benar, Jika menjalankan suatu
usaha kita harus berani mengambil resikonya. Resiko yang bagaimana? Alangkah baiknya
resiko tersebut adalah resiko terukur. Yakni si pelaku usaha sudah menguasai
medan. Tau cara yang digunakan agar usaha yang dilakukannya menghasilkan
keuntungan. Namun tidak ada salahnya langsung terjun ke bisnis dengan catatan
tidak ada yang dirugikan dan dalam rangka mencari pengalaman apalagi langsung
untung.
Di zaman ini kebanyakan pengusaha
hanya peduli dengan resiko tentang materi. Hanya sedikit yang memikirkan resiko
besar yang sesungguhnya bisa merugikan dirinya kelak.
Menurut Muslim Entrepreneur Forum
(2012), resiko itu ada 2
1. Resiko dunia
Dalam hal ini bisa seperti, rugi modal usaha, tenaga,
dan waktu.
2. Resiko Akhirat
Dalam hal ini dapat terjadi karena si pengusaha tidak
menjalankan usahanya dengan aturan main yang telah ditetapkan dalam syari’at
islam.
Resiko ini bisa terjadi akibat, berbohong, kecurangan,
riba, mengurangi takaran, dan lainnya.
Contoh kasus resiko akhirat.
Modal berasal dari
ngutang yang ada unsur ribanya seperti Bank, Rentenir atau lainnya. Sehingga
usaha yang ia jalankan menjadi tidak berkah. Hati-hati terhadap riba wahai
saudaraku pengusaha muslim. Karena riba termasuk salah satu dosa besar yang
pernah disebutkan oleh Rasullah SAW.
Alangkah MERUGINYA seorang muslim yang mengabaikan perkara halal
dan haram, ia berdoa saat subuh, siang, dan malam memohon perlindungan dan
kemudahan rezeky dari Allah SWT. Padahal Allah SWT sudah memerintahkan dia
untuk mencari harta yang halal.